Senin, 01 April 2013


Negriku
Jauh ku pandang hijau melayau pagar negriku,sejuk ku hirup udara pagi masa itu
Daun-daun jatuh di kipas angin yang terus rajin mengelusi kampung ku
Kicau burung pagi seakan mendendangkan kami sebuah lagu tentang damai
Bulir-embun kian bercahaya bagai intan afrika atau bagai wajah perawan yang merona
Sungguh indah,bagaikan tersenyum meraih jauh relung hatiku,sungguh memikat
Ku berpaling, dan tersadar semua itu hanya bisa dikenang
Ku tatap lagi kini sampai jauh diujung jalan di mata ku
Pohon-pohon yang dulu berdiri bagai seorang raja bijaksana
Habis,Diamuk tangan-tangan serakah
Sawah-sawah yang dulu terhampar bak permadani alam diganti bangunan megah yang sombg
Kicau burung yang dulu damai berdendang diganti makian deru mesin yang angkuh
Ku hanya terdia,  sebab seperti itulah yang  mereka-mereka sebut dengan perubahan
Mereka bangga akan pembangunan ala mereka
Sementara hati mereka belum terbangun.

                                                                        Sikabau, 21 september 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar