Negriku
Jauh ku pandang hijau melayau pagar
negriku,sejuk ku hirup udara pagi masa itu
Daun-daun jatuh di kipas angin yang
terus rajin mengelusi kampung ku
Kicau burung pagi seakan mendendangkan
kami sebuah lagu tentang damai
Bulir-embun kian bercahaya bagai intan
afrika atau bagai wajah perawan yang merona
Sungguh indah,bagaikan tersenyum meraih
jauh relung hatiku,sungguh memikat
Ku berpaling, dan tersadar semua itu
hanya bisa dikenang
Ku tatap lagi kini sampai jauh diujung
jalan di mata ku
Pohon-pohon yang dulu berdiri bagai
seorang raja bijaksana
Habis,Diamuk tangan-tangan serakah
Sawah-sawah yang dulu terhampar bak
permadani alam diganti bangunan megah yang sombg
Kicau burung yang dulu damai berdendang
diganti makian deru mesin yang angkuh
Ku hanya terdia, sebab seperti itulah yang mereka-mereka sebut dengan perubahan
Mereka bangga akan pembangunan ala
mereka
Sementara hati mereka belum terbangun.
Sikabau,
21 september 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar