Rabu, 03 April 2013

kartografi

BAHAN KARTOGRAFI ( Peta Sebagai Sumber Informasi )

  1. PENDAHULUAN
Seperti yang sering kita saksikan di layar kaca dalam acara ramalan cuaca di Indonesia maupun kota-kota besar di seluruh dunia. Atau juga tempat dimana pejabat pemerintah kita berkunjung ke suatu negara, maka Peta sebagai penyajian utamanya dalam memberikan informasi atau keterangannya. Juga dalam hal kejadian bencana alam gempa bumi di Jepang yang baru-baru ini terjadi misalnya, untuk menginfomasikan dimana letaknya maka di sajikan dalam bentuk Peta. Begitu pula sampai sejauh mana pasukan kontra telah menduduki daerah yang berhasil didudukinya dalam perang antara kontra-pendukung pemerintahan Presiden Khadafi di Libya, maka akan lebih jelas bila disajikan dalam bentuk Peta.
Pemakaian bentuk Peta yang luas dalam memberikan informasi, memberikan banyak keuntungan pada kedua belah pihak dalam hal menyampaikan – menerima informasi yang disampaikan, hal itu karena infomasi dapat disampaikan dengan cepat, tepat serta efisien atau penghematan waktu.
Mengingat peran atau fungsi Peta sebagai bahan sumber informasi yang banyak memberikan manfaat dan juga keuntungan, maka sebaiknya perpustakaan perlu menyediakannya atau melengkapi koleksinya dengan bentuk kartografi yaitu Peta. Bagi pustakawan perlu mengetahui bagaimana cara mengolah dan menyajikan jenis koleksi ini.
Di Indonesia lembaga yang berwenang dalam hal peta memeta adalah Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) beralamat di Jalan Raya Jakarta Bogor kilometer 46 Cibenong Bogor Jawa Barat.
  1. PENGERTIAN   KARTOGRAFI   &   PETA
Bahan kartografi adalah setiap bahan yang menggambarkan seluruh atau sebagian dari bumi atau benda langit pada skala tertentu; termasuk peta dan denah dua atau tiga dimensi; peta-peta, navigasi, bulatan bumi.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya.   Berikut ini kami kutip batasan peta yang diperoleh dari beberapa sumber :
1.      Peta adalah suatu gambar, biasanya menurut skala  tertentu,  pada media yang datar dari suatu bahan yang dipilih dalam hubungan dengan permukaan bumi atau benda langit.
2.      Peta adalah suatu media yang memberikan penyajian atau gambar datar dari bumi atau jagat raya.
3.      Peta adalah suatu media penyajian informasi visual pada lembaran datar mengenai permukaan bumi atau sesuatu yang berhubungan dengan letak geografis.
Dari batasan tersebut diatas jelaslah bahwa peta merupakan pola permukaan bumi atau dunia, sebagian atau keseluruhan yang digambarkan dalam bidang datar. Gambar tersebut dapat menyatakan keadaan titik bumi, keadaan politis atau kultural atau kedua-duanya.
Hakekat Peta menurut Imade Sandy,  adalah :
1.      Peta adalah alat untuk menyatakan pendapat.
2.      Pendapat itu ingin disampaikan melalui mata yang menerimanya.
3.      Dengan menggunakan peta, diharapkan pendapat itu bisa diterima dengan lebih mudah dari pada tanpa menggunakan Peta.
4.      Pendapat yang ingin disampaikan itu mengenai segala hal yang menyangkut ruang.
  1. JENIS   PETA
Ada bermacam-macam jenis Peta, perbedaan yang penting yaitu Peta berseri (serial maps) dan Peta yang hanya satu lembar (individual on single maps). Peta sangat banyak mengungkapkan informasi seperti lokasi dan luas suatu daerah, penyebaran penduduk, daratan, perairan, iklim, sumber ekonomi dan sebagainya.
1.      Jenis Peta pada umumnya:
a.   Peta Topografi ialah peta yang menggambarkan keadaan fisik permukaan         bumi sejelas mungkin dengan pembatasan skla.
    1. Peta Tematik ialah peta yang menggambarkan suatu keadaan atau topik tertentu yang dikaitkan dengan letak geografis.
    2. Peta Kadastral ialah peta yang memuat informasi mengenai status pemilikan tanah.
    3. Dari segi teknik pembuatannya dikenal pula peta yang dihasilkan melalui foto udara.
2.      Jenis Peta berdasar ukuran (scale) dan isinya (content), menurut Erwin Raisz;
a.       Peta Umum (General Maps).
1)      Peta Topografi (Topograhic Maps); peta yang digambar dalam ukuran skala lebar dan menengah berisi keterangan umum tentang wilayah atau daerah termasuk dalam klas ini yaitu relief atau peta timbul.
2)      Peta Planografi (Planographic Maps); sama seperti peta topografi tetapi tidak dengan relief. Plano sama dengan rata.
3)      Peta-peta yang menggambarkan daerah-daerah luas negara, benua-benua atau seluruh dunia dalam ukuran skala kecil . Termasuk dalam klas ini yaitu atlas.
4)      Peta Umum Dunia (General World Maps).
b.      Peta Khusus (Special Maps).
1)      Charts yaitu peta yang digunakan untuk navigasi pelayaran dan atau penerbangan.
2)      Peta Tematik (Thematic or Single Factor Maps)
a).  Peta Kwalitatif (Qualitative), seperti; Peta Geologi, Tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
b).  Peta Statistik (Statistical Maps).
c).  Peta Diagram (Cartogram or Diagramatic Maps).
c.       Peta Penggunaan Tanah (Land Use Maps).
d.      Peta Kota (City Maps).
e.       Peta Angkutan (Transportation Maps) yang menunjukkan jalan kerata api, jalan mobil, lintas penerbangan dan sebagainya.
f.        Peta Sejarah dan Politik (Political and Historical Maps).
g. Peta dari bermacam-macam ilmu pengetahuan (Maps of the Varians Sciences).
h.       Peta Gambar dan Reklame (Map for Illustration and Advertising).
i.         Peta Kadastral (Cadastral Maps) digambar dengan skala lebar untuk     menunjukkan tanah hak milik.
3.      Globe dan Model (Globes and Models).
a.       Globe yaitu bentuk mini dari bumi yang digambarkan dalam bentuk bola.
b.      Model yaitu tiruan benda aslinya dalam bentuk tiga dimensi, bisa dibuat sama ukurannya dengan asli atau lebih besar atau lebih kecil.
4.      Paul D. Mc. Dermott membagi Peta menurut skala dan isinya sebagai berikut :
a.       Menurut Skala :
1)      Skala lebar (Large Scale) yaitu berukuran maksimum. 1 : 250.000. Contoh: Peta Kota, Peta Kadastral, Peta Topografi.
2)      Skala Menengah (Medium Scale) Yaitu berukuran antara                      1 : 250.000   sampai  dengan   1 : 1.000.000.
Contoh :  Peta Jalan Mobil, Peta Lintas Penerbangan.
3)      Skala Kecil (Small Scale) yaitu berukuran 1 : 1.000.000  sampai dengan 1 : 150.000.000 atau lebih.
b.      Menurut  Isi :
1)      Guna Umum (General Purpose), contoh Peta Topografi.
2)      Guna Khusus (Special Purpose), Contoh Peta Pengguna Lahan,        Peta Navigasi, dan lain sebagainya.
  1. MANFAAT    PETA .
Peta dapat digunakan sebagai media yang efektif untuk memperoleh gambaran umum mengenai daerah yang dipetakan. Dalam pengajaran peta bisa difungsikan sebagai sumber informasi. Juga dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk kreativitas yang diinginkan didalam suatu subyek atau konsep.
Dalam penyajian dalam bentuk peta maka kita dapat memakainya sebagi alat penterjemah ke dalam bentuk visual hasil yang didapat dari bermacam-macam kinerja di lapangan, seperti; perencanaan lahan, penelitian bahasa, eksplorasi sumber daya alam, dan sebagainya. Informasi yang diperoleh dari peta lebih cepat dimengerti dari pada kita melihat kenyataannya.
  1. PENGOLAHAN   PETA.
Lingkup peraturan pengolahan bahan-bahan kartografis meliputi penguraian atau deskripsi dari semua jenis bahan-bahan kortografis. Bahan-bahan kartografis terdiri atas semua bahan yang menyajikan seluruh atau sebagian bumi atau badan ruang angkasa.  Pada dasarnya unsur-unsur bibliografis untuk bahan-bahan kartografis sama dengan unsure-unsur pada publikasi bibliografis. Hanya ada satu tambahan bidang, yakni sesudah bidang edisi terdapat bidang data matematis, yang memberikan keterangan tentang skala, proyeksi dan sebagainya.
Sumber-sumber informasi untuk memperoleh unsur-unsur bibliografis dari bahan kartografi adalah :
1.      Bahan kartografi itu sendiri; bila suatu bahan terdiri atas beberapa bagian fisik, perlakukan semua barang termasuk lembar judul, sebagai bahan kartografis itu sendiri.
2.      Kotak, sampul kulit, kantong peta, cantelan globe dan sebagainya. Pola tanda baca sama dengan pola tanda baca pada publikasi monografis.
  1. PENYAJIAN  DAN  PENYIMPANAN  PETA.
Tidak semua bahan-bahan bentuk Peta diolah dan dijadikan koleksi perpustakaan. Pustakawan harus menentukan apakah suatu Peta isinya cukup baik dan apakah dapat bertahan lama dengan pemakaian normal. Ini dikarenakan Peta dan bahan-bahan lain yang termasuk golongan ephemeral materials merupakan bahan-bahan yang dapat usang atau cepat rusak atau hancur.
Setelah ditetapkan bahwa suatu Peta itu penting untuk dijadikan koleksi di perpustakaan maka bahan ini perlu di atur, disimpan dan di pelihara dengan baik. Dengan tujuan agar bahan tersebut mudah di ketemukan kembali sewaktu-waktu di butuhkan dalam keadaan layak / baik digunakan oleh pemustaka.
Umumnya peta disajikan dan disimpan :
1. Digantung didinding atau vertical cabinet.
2.      Di gulung dan dimasukkan ke dalam selongsong karton.
3.      Diletakkan secara mendatar dalam kabinet horizontal dengan tidak dilipat atau digulung.
  1. PENUTUP.
Bahan Kartografi atau lebih dikenal dengan Peta, memang tidak setiap perpustakaan mengoleksinya. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat peran dan fungsi serta keberadaan Peta di perpustakaan satu dengan perpustakaan yang lainnya tidak sama. Pada perpustakaan yang para pemustakanya banyak memanfaatkan bahan kartografis atau peta maka mengoleksi, menyajikannya menjadi hal yang tidak boleh ditinggalkan. Perpustakaan yang pemustakanya banyak membutuhkan informasi dari Peta adalah perpustakaan di lingkungan pendidikan kedirgantaraan, pelayaran, pertanahan dan sejenisnya
Demikian tulisan sekilas tentang bahan kartografis ini kami sajikan semoga menambah wawasan bagi pembaca, khususnya informasi tentang  Peta.
**- 0029/0003/2011-**
DAFTAR   PUSTAKA
HARDJOPRAKOSO, MASTINI, 1992. Peraturan Katalogisasi. Jakarta : Perpustakaan Nasional Republlik Indonesia.
KALANGIE, (Tth.). Teknologi Media “Diktat Perkuliahan”. Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan – Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
ROHANDA, 1990. Pedoman Praktikum Katalogisasi Bahan Pustaka . Bandung: Fak Ilmu  Komunikasi  Universitas  Padjadjaran.
TIM PENYUSUN KAMUS PUSAT BAHASA. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 3. –cet. 3.  Jakarta: Balai Pustaka.

Kartografi

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, cari
Artifak kartografi asli terlama dalam simpanan Perpustakaan Kongres: sehelai carta nautika Laut Mediterranean. Suku kedua abad ke-14.
Kartografi (dari bahasa Yunani: chartis = peta + graphein = tulis) ialah kajian dan amalan penyediaan peta geografi yang menggabungkan ilmu sains, estetika, dan teknik, berasaskan prasimpul bahawa alam sekeliling kita boleh dimodelkan dengan cara-cara yang menyalurkan maklumat ruang dengan berkesan.
Masalah-masalah utama kartografi:
  • Penyuntingan peta: menetapkan agenda peta dan memilih ciri-ciri objek yang dipetakan. Ciri-ciri ini mungkin bersifat fizikal, seperti jalan raya atau daratan, ataupun abstrak seperti toponim atau sempadan politik.
  • Unjuran peta: mewakili rupa bumi objek untuk dipetakan pada bahantara bermuka rata.
  • Generalisasi: menghapuskan ciri-ciri objek pemetaan yang tidak relevan kepada tujuan peta, dan mengurangkan kerumitan ciri-ciri yang dipetakan.
  • Reka bentuk peta: Mengaturkan unsur-unsur peta secara terperinci untuk menyampaikan mesejnya kepada penggunanya dengan berkesan sekali.

Sejarah

Salinan (1475) peta dunia TO St. Isidore.
Peta yang mana paling awal di dunia masih belum dipastikan, kerana apa yang dimaksudkan sebagai "peta" tidak begitu jelas dan sesetengah artifak yang dipercayai sebagai peta mungkin lain bendanya. Sebuah lukisan tembok yang mungkin memetakan kota lama Çatalhöyük di Anatolia mungkin berasal dari akhir alaf ke-7 SM.[1][2] Peta-peta dunia purba yang lain termasuk lukisan dinding “Rumah Laksamana” Minos dari sekitar tahun 1600 SM, yang menunjukkan masyarakat pesisir pantai dari perspektif tidak langsung, dan sebuah peta ukiran kota suci Nippur di Babylonia yang diukir pada zaman Kassite (ke-14 – ke-12 SM).[3]
Masyarakat Yunani dan Rom Purba pandai mencipta peta selewat-lewatnya sejak zaman Anaximander pada abad ke-6 SM.[4] Pada abad ke-2 Masihi, Ptolemy menghasilkan karangan kartografinya iaitu Geographia[5] yang mengandungi peta dunia Ptolemy, iaitu dunia yang dikenali masyarakat Barat ketika itu (Ecumene). Seawal-awal tahun 700-an, para ilmuwan Arab berusaha menterjemah karya-karya ahli geografi Yunani ke dalam bahasa Arab.[6]
Di China, kesusasteraan geografi digiatkan sejak seawal abad ke-5 SM. Peta terlama dari China yang masih wujud berasal dari Negeri Qin pada abad ke-4 SM, ketika Zaman Negeri Berperang. Dalam buku Xin Yi Xiang Fa Yao yang diterbit oleh ilmuwan China Su Song pada tahun 1092, terdapat peta bintang dalam unjuran silinder sama jarak.[7][8] Walaupun kaedah pemetaan ini nampaknya sudah pun wujud di China sebelum tibanya buku tersebut di dunia, namun peta bintang Su Song ini terkenal sebagai peta bintang terlama yang masih wujud dalam bentuk cetakan.
Karya-karya katrografi terawal di India termasuklah lukisan berlegenda, seperti peta-peta tempat yang disebut dalam kisah epik India, misalnya Ramayana.[9] Tradisi kartografi India juga meliputi lokasi bintang kutub dan banyak lagi buruj yang berguna.[10] Peta-peta ini mungkin digunakan sejak bermulanya Tahun Masihi untuk tujuan pengemudian di laut.[10]
Mappa mundi ialah istilah am yang digunakan untuk menghuraikan peta-peta dunia yang berasal di Eropah pada Zaman Pertengahan. Terdapat lebih kurang 1,100 mappae mundi Zaman Pertengahan yang masih wujud sampai sekarang, 900 daripadanya didapati menggambarkan manuskrip dan selebihnya merupakan dokumen bebas (Woodward, p. 286).
Ahli grografi Arab Muhammad al-Idrisi menghasilkan atlas Tabula Rogeriana pada tahun 1154, dengan menerapkan pengetahuan mengenai benua Afrika, Lautan Hindi dan Timur Jauh yang dihimpunkan oleh para saudagar dan pengembara Arab beserta maklumat yang diwarisi dari para ahli geografi klasik untuk menghasilkan peta dunia yang paling tepat dari sewaktu hayat beliau sehingga tiga abad seterusnya.[11]
Sewaktu Zaman Penjelajahan dari abad ke-15 hingga ke-17, para ahli kartografi Eropah menyalin peta-peta terawal (yang diwarisi sejak berabad-abad lalu) sambil melukis peta baru berasaskan pemerhatian dari para penjelajah dan teknik pemantauan terbaru. Penciptaan kompas magnetik, teleskop dan sekstan banyak membantu meningkatkan ketepatan peta. Pafa tahun 1492, seorang ahli kartografi berbangsa Jerman, Martin Behaim, menghasilkan glob Bumi terlama yang masih wujud.[12]
Johannes Werner memperhalusi dan memperkenalkan "unjuran peta Werner". Pada tahun 1507, Martin Waldseemüller menghasilkan sebiji glob dunia dan sehelai peta dunia dinding sebesar 12 panel (Universalis Cosmographia) yang memaparkan penggunaan nama "America" yang terawal. Ahli kartografi Portugis, Diego Ribero, ialah pengarang kepada planisfera terawal yang dikenali dengan senggatan Khatulistiwa (1527). Battista Agnese dari Itali pula menghasilkan sekurang-kurangnya 71 atlas peta laut dalam bentuk manuskrip.
Oleh sebab betapa payahnya menghasilkan peta dari segi fizikal, para pembuat peta sering menyalin bahan dari hasil kerja terawal tanpa memberi penghargaan kepada pelukis asalnya. Contohnya, salah satu peta lama Amerika Utara yang paling terkenal diberi jolokan "Beaver Map", terbitan Herman Moll pada tahun 1715, tetapi sebenarnya merupakan salinan bulat-bulat dari peta lukisan Nicolas de Fer pada tahun 1698. De Fer pun turut menyalin gambar-gambar yang asalnya dicetak dalam buku-buku terbitan Louis Hennepin dari tahun 1697, dan François Du Creux dari tahun 1664. Menjelang tahun 1700-an, para pembuat seni mula memberi penghargaan kepada pelukis asal dengan mencetakkan ungkapan "Berdasarkan [ahli kartografi asal]" pada karya-karya mereka.

Senin, 01 April 2013


Negriku
Jauh ku pandang hijau melayau pagar negriku,sejuk ku hirup udara pagi masa itu
Daun-daun jatuh di kipas angin yang terus rajin mengelusi kampung ku
Kicau burung pagi seakan mendendangkan kami sebuah lagu tentang damai
Bulir-embun kian bercahaya bagai intan afrika atau bagai wajah perawan yang merona
Sungguh indah,bagaikan tersenyum meraih jauh relung hatiku,sungguh memikat
Ku berpaling, dan tersadar semua itu hanya bisa dikenang
Ku tatap lagi kini sampai jauh diujung jalan di mata ku
Pohon-pohon yang dulu berdiri bagai seorang raja bijaksana
Habis,Diamuk tangan-tangan serakah
Sawah-sawah yang dulu terhampar bak permadani alam diganti bangunan megah yang sombg
Kicau burung yang dulu damai berdendang diganti makian deru mesin yang angkuh
Ku hanya terdia,  sebab seperti itulah yang  mereka-mereka sebut dengan perubahan
Mereka bangga akan pembangunan ala mereka
Sementara hati mereka belum terbangun.

                                                                        Sikabau, 21 september 2007

aku


AKU
Satu keputusan mengalir dari jiwaku yang lemah
Hanya diam, terpaku dari apa yang benar ku benci
hanya tahu apa yang benar ku ingin,walau samar
tak pernah tahu dimana akan ku berpijak
demi seutas benar yang kuingin,walau hanya menurutku
tak pernah ku dapat apa yang hakiki
dari apa yang kulakukan mungkin demi aku
semuanya tentang aku, aku,aku dan aku
aku adalah aku,meskipun kau adalah aku
jiwa-jiwa yang mencari secercah kebenaran
selalu demi aku dan aku

                                                                                    Padang, 30 maret 2013